Aku memasuki sekolah dengan perasaan yang sangat takut. Entahlah .... mengapa setiap pagi aku selalu merasa ketakutan. Aku takut dia datang dan membawaku pergi jauh dari sini. Aku berlari secepat mungkin agar aku dapat cepat sampai di kelas, walaupun dengan suasana yang tidak pernah kuanggap baik. Sesampainya dikelas keringatku mengalir dengan deras. Aku sudah merasa lebih tenang karena sudah berada didalam kelas. Kibum , temanku menjerit melihatku ...
“kyuhyunie ,,,, kau kenapa ? sampai berkeringat seperti itu ? seperti melihat hantu saja !” tanya kibum . Aku tidak begitu perduli dengan pertanyaannya karena aku terlalu senang masih bisa melihat wajah manis sahabatku, kibum.
“nggak apa-apa kok, Cuma ....” aku diam sejenak, kibum nampak menunggu ucapanku selanjutnya.
“Cuma takut telat !” ucapku bohong. kibum hanya mengangguk-angguk tak begitu memikirkan itu lebih jauh lagi.
***
Aku senang sekali masih bisa masuk sekolah hari ini, ya ... meskipun perasaan takut itu tidak akan pernah pergi dan akan terus mengintaiku kemanapun aku pergi. Pagi ini dijam pelajaran kedua. Salah satu guru yang seharusnya berada dikelas untuk mengajar, hari ini tidak masuk karena sakit. Semua teman-temanku didalam kelas tampak ribut disana-sini, padahal guru piket sudah memberikan tugas, namun mereka semua menganggap enteng dan mementingkan melakukan sesuatu yang tidak jelas seperti ini. Tapi mereka jauh lebih baik dibandingkan dengan aku ... apa yang bisa aku lakukan.
“ ada masalah ? “ tanya kibum duduk disampingku. Aku menggeleng dengan cepat.
“ donghae .... ? bagaimana ?” tanya kibum tiba-tiba.
Aku tidak menjawab pertanyaan itu. Bahkan aku lupa akan sesuatu yang berharga. DongHae, salah satu teman baikku ,,,, beberapa bulan yang lalu terjadi masalah antara aku dan donghae.
(3 bulan sebelumnya)
Aku dan donghae sibuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Malam itu sudah menunjukan pukul 12 malam lewat 20 menit. Donghae gelisah, berkali-kali ia melirik jam tangannya dan bergumam ... ‘sudah malam !’. saat itu aku sungguh sangat kecewa melihat dia seperti itu.
“ donghae ah ... kau ini kenapa sih ? sejak tadi kau tidak konsen mengerjakan tugas !” teriak ku pada donghae.
“ tidak ada apa-apa. Kyuhyun, ini sudah larut malam .... bisakah aku pulang. Aku tau tugas kita masih belum selesai, bahkan 2 hari lagi harus segera dikumpukan, tapi aku harus pulang .....” tutur donghae dengan gelisah.
“donghae ah .... aku kecewa padamu, belakangan ini kau sibuk dengan dirimu sendiri ! kalau kau tidak mau mengerjakan tugas-tugas ini, tidak usah bergabung dengan kelompok ku !!!
Donghae menundukan kepalanya, ia merasa bersalah dengan apa yang dikatakannya.
“baiklah, kita selesaikan sekarang tugas ini”
*keesokan harinya*
Aku mendengar kabar bahwa ibu donghae masuk rumah sakit. Aku dan kibum menjenguknya setelah pulang sekolah. Donghae duduk diranjang rumah sakit menemani ibunya.
“Donghae, ibumu baik-baik saja ?” tanyaku pelan
“mungkin akan baik-baik saja kalau kau mengijinkan aku pulang cepat semalam” jawab donghae tanpa menatapku, wajahnya pucat dan ada seulas dendam terlihat disana.
“donghae, aku tidak bermaksud ....” tiba-tiba ddonghae memotong ucapanku dan berteriak ..
“kyuhyun ... kau pintar, kau kaya, kau memiliki segala yang kau inginkan, kau mampu mewujudkan apapun yang kau inginkan ! segala sesuatu kau fikir bisa dibeli dengan uang ! TIDAK ! nyawa tidak bisa dibeli ..... ! bagaimanapun kondisi ibuku yang sedang sakit beberapa hari ini. Aku tidak dapat disisinya, tidak dapat menolongnya, tidak dapat menemaninya. Karena apa .... KARENA KAU ! kau memaksaku untuk selalu mengikutimu kemana-mana dan ketika aku bilang ibuku sakit , apa yang kau katakan “aku akan menolongmu, untuk biaya rumah sakit aku akan bertanggung jawab !”ciehhhh,,,, kau fikir uang mampu menolong nyawa ibuku !... kau lihat, ibuku koma sekarang !!!! “
Aku sungguh terkejut dengan apa yang dikatakannya. Benar, aku selalu menganggap remeh segala sesuatu, semua hal aku fikir dapat dibeli dengan uang. Dan kini aku sadar, apa yang dikatakannya adalah benar. Sebab aku merasakannya.
Kibum menepuk pundakku, membuatku tersadar dari lamunanku. Kibum tersenyum seakan mengerti apa yang aku fikirkan tadi.
“donghae, masih marah denganku .... dia tidak mau bicara denganku lagi sampai saat ini” aku menatap donghae dari tempat dudukku. Donghae tampak sibuk dengan teman-temanku yang lain.
“tunggu saja, dia pasti akan berubah seperti dulu lagi ...” ucap kibum menenangkanku
Aku hanya berharap, apa yang dikatakan kibum dapat cepat terwujud. Setidaknya, sebelum ia membawaku pergi jauh !
TO BE CONTINUE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar